Friday 13 March 2015

Skripsweet

Ini dia hari pertama ngajuin proposal, sebenernya sih kmarin tp baru nulis hari ini..
Dimulai dr gue telat ke kampus, efek bus arah halimun ga kunjung datang uda sejam lebih pengen sms racap ga bs efek ga ada pulsa jd lengkaplah gue harus nunggu di halte tersebut dengan lama.
Setelah sekitar stengah jam berdiri dan menanti, datanglah bus merah dr kejauahn seperti oasis dipadang pasir, uda jelas bakal telat eeeh blm prin proposal (bodohnya)
Sekitar setengah perjalanan ternyata dilatih lg kesabaran gue dengan lampu matraman yang lamaaaaa bgt, makin bete tuh tp yasudahlah berdoa saja dosen seminar ga cabut.
Alhamdulillah nyampe jam 3 kurang dan ngeprin dalam kampus, (terpaksa) karena harus ngeluarin kocek lebih banyak (resiko telat) saat sudah semua di prin jilid cus ke jurusan.
Dijurusan ketemulah sama dosennya eeehh dibaca eeh dikomen eeeh dinasehatin mau bantah eeh diomelin, mau nanya eeh diputer balik, mau nangis eeeh ga boleh uda gede, baru segitu aja masa nangis haha
Setelah diomelin padahal uda perjuangan bikin dgn bolak balik perpus otak atik internet gue ga tega ngasi tuh proposal daan terpaksa disimpan lagi, tp yasudahlah baru serangan awal
Ga lama setelah di ceramah panjang, buka wasap daan yg ditunggu hadir gajiaaan haha langsung tanpa pikir panjang ajak indra jalan menghilangkan kangen eh penat maksudnya. Mungkin emang harus belajar lebih sabar dan lbih keras cari ide dan segala hal biar ga kicep pas seminar. Semangaaat!
Begitulah awal pemberian proposal skripsiku, bagaimana dgn kamu?

Sunday 1 March 2015

Heyooo

Haaii semuaaa salam kenal,

Sudah lama tak bersua di blog, nengokin saja sudah jarang. Saya ingin berbagi kisah sedikit
Tapi bingung kisah apa, hmmm ini nih yang suka bikin saya kepentok ga jd penulis haha mau gmana jd penulis wong saya juga jarang baca.. Hadeeh

Saya pernah sih baca sebuah buku yg bs bikin bercucuran air mata judulnya gadis jeruk, ini cerita cinta tapi dikemas dengan romansa yang unik. Pilihan buku ini pun sebenarnya karna bukunya tidak terlalu tebal sehingga saya tertarik membacanya.

Buku ini menceritakan seorang ayah yang menulis surat sebelum kematiannya dan dibaca oleh anaknya saat ia sudah cukup besar, itu pun jg karena ketidak sengajaan.

Hal yg unik dr buku ini saya terhanyut di dalaamnya saya merasa bahwa sayalah yg disuratinya, novel tersebut seperti mengajak pembacanya untuk berdiskusi, jadi dapat dibilang ada 3 orang dalam surat itu, ayah yang menulis, anaknya yg membaca dan pembaca.

Bahasa yang ringan menjadikan saya pembaca pemula tidak pusing dengan kalimat dan kata-katanya maka dr itu saya sedikit terobsesi dgn novel itu.

Didalam bukunya  ayahnya sering menanyakan perkembangan saat ia sudah tiada, seperti tentang bintang atau satelit. Saya terharu dengan sikap ayah yang sangat sedih meninggalkan anaknya, dan sayangnya anaknya tidak terlalu mengingat momennya bersama ayahnya karena ayahnya meninggal disaat anaknya berumur 3 tahun.

Tapi kali ini saya hanya shared itu saja kali ya karena ga tau mau bahas apa lagi mungkin lain waktu dan bisa berbagi berbagai macam cerita semoga ga sedih2 bgt lg hehe bye! 

Wednesday 2 April 2014

halaqoh?!

Assalamu'alaikum (tumben pake salam)
jujur nih beberapa minggu ini mau isi blog yang sedikit berbobot gitu, tapi ga pernah jadi, mau buat cerpen ga ada yang kelar giliran mau curhat 1 jam ngetik kelar haha. maka dari itu sekarang saya mau nulis tentang sebuah pengalaman, tenaang bukan soal cinta lagi. soalnya kalau soal cinta maah mending nanti aja bahasnya kalo ada suami *ehh
Dulu, saat saya, hmm enaknya ngomongnya gue apa saya apa gmana ya? mungkin gue aja kali ya biar lebih akrab (sok akrab). Dulu, gue itu sempat menjejaki dunia pesantren, sempet percaya ga percaya tapi yaa memang sudah takdir SMP disana, disana kita belajar tahsin, tahfidz dan kajian islam, dari yang dasar sampai sangat sensitif. 
jujur sempet bosan dan jenuh, secara kita menemukan lingkungan yang sama dan bentuk yang sama selama 24jamx7 hari, untung2 kalau lagi dijenguk orang tua, bisa jalan keluar. sekolah saya pun terpisah antara laki-laki dan perempuan, jadi sedikit norak kalau lihat laki-laki. ada yang responnya hebooh, ada pula yang nunduuk banget sampai kesandung karena ga liat jalan. tapi bukan itu yang saya bahas itu baru intro saja hehehe maap
Saat SMP itu saya dikenalkan dengan sebuah group yang dapat disebut sebagai halaqoh (liqo) sempet males dan ogah-ogahan saat menjalani itu tapi mau dikata apalagi itu salah satu program wajib disekolah, halaqoh itu perkumpulan anak yang lebih dari 2 orang atau lebih yang berbentuk melingkar, biasanya terdiri dari murabbi (guru) dan menti (murid). disana kita biasa mendengarkan dan berbagi ilmu serta pengalaman kita satu sama lain. naah saat itu saya merasa senang karena banyak ilmu yang kadang kita ga tau, dan menambah teman juga.
nah pas lulus SMP masuk ke jenjang SMA, saya masuk ke SMA negeri di daerah Jakarta, saya menjalani sekolah saya seperti biasa dan tentunya lepas dari semua kegiatan kepesantrenan saya yang biasanya di jadwalkan oleh lingkungan. Saat SMA sudah tidak ada lagi yang mengatur jadwal saya, kecuali saya sendiri.
saya tidak hanya melupakan kegiatan tahfidz dan tahsin, saya juga lupa untuk mengikuti liqo tersebut. sempat tersesat dan ingin mengikut kegiatan itu lagi, sayangnya tak ada keinginan yang bulat dan beribu alasan menjadi penghalang dari yaa tempat liqo jauh lah, ga kenal temennya lah atau semacamnya. saya juga sempat ikut kegiatan rohis eeh keteteran juga haha parah. 
suatu hari, saya sempat berdialog dengan salah satu teman saya yang berasal dari SMP mengingatkan saya untuk ikut liqo lagi, karena itu merupakan suatu kebutuhan, dia menceritakan begitu banyaknya keuntungan kita mengikuti hal tersebut, dan selalu mengingatkan setiap kali kami bertemu didunia maya, maka dari itu saya menjadi kepikiraaan terus dengan kata-kata dia tapi sayangnya hanya dipikirin jadi tidak juga terlaksana.
sudah sekitar 2 tahun kuliah saya menjalani kuliah seperti biasa. sayangnya ada suatu kehampaan dalam hati, bukan karena jomblo atau gimana loh, tapi hati yang kosong dan merasa kehilangan arah tentang agama, pencerahan dan peningkatan.apalagi saat saya kehilangan kontak dengan teman SMP saya yang tak bosan-bosannya mengingatkan pentingnya liqo menjadikan saya pura-pura cuek soal agama, saya bahkan mulai jarang mengaji (parah ._.)
nah saat tingkat 2 akhir, saya mulai mengenal teman-teman saya dari sebuah kepanitiaan yang memakan waktu saya untuk beribadah ramadhan saya. Pada suatu hari saya menjaga piket dalam penerimaan mahasiswa baru, saat berjaga dan panas-panasnya teman-teman saya beberapa pergi, saat saya tanya mereka ternyata halaqoh, hati saya semakin merasa ditegur. 
Sekitar seminggu kemudian saya berdiskusi dengan salah satu teman piket dan mengatakan bahwa saya menginginkan halaqoh kembali, dia ya dengan santainya menjawab, yaa halaqoh lah jul. hmm entah kenapa karena teman-teman sekitar saya yang lingkungannya menjalani hal tersebut seakan kangen saya akan sebua perkumpulan dan sharing tentang ilmu agama menjadikan saya mencari informasi tentang hal tersebut, bahkan orang tua mengatakan hal tersebut juga. 
pernah suatu hari saya bertemu dengan seseorang yang mengatakan sebuah persepsi tentang agama, yang saya anggap salah karena sebuah persepsi tersebut hanya hasil dari sebuah pendapat seorang ulama yang begitu ia kagumi, saat itu saya ingin mengelak pendapat tersebut, bahkan yang ada pada Al-qur'an. tapi sayang walaupun saya merasa benar tapi saya ragu saya merasa tak berani, karena saya dapat dikatakan masih kurang ilmunya. maka dari itu saya semakin merasa harus mengikuti halaqoh itu.
alhamdulillah, saya mulai menemukan kelompok halaqoh untuk saya, dikenalkan denga salah satu teman yang bahkan langsung sumringah saat saya mengatakan hal tersebut, dan akhirnya saya dapat bertemu dengan teman halaqoh saya, mereka ramah dan baik, sehingga saya merasa hal itu sangat menyenangkan dan menenangkan hati, bahkan saya saat mulai saya merasa kangen terus ingin berjumpa dengan mereka :) semoga saja saya istiqomah untuk kali ini, aamiin.
maka dari itu temen2 jujur halaqoh itu memang suatu kebutuhan, kadang kita butuh teman untuk saling mengingatkan soal beribadah atau soal agama, agar semakin kuat, apalagi saat zaman sekarang semakin parah lingkungan kita, semoga saja kita tetap dalam lindungan Allah.

Wednesday 29 January 2014

Keputusan =/= keputusasaan

Kadang semua nasihat amanat sudah didepan mata tetapi aku hanya terdiam dan pura-pura tidak tahu, sebuah keputusan lama yang aku ungkapkan seakan menjadi sebuah pertanyaan "apakah benar sebuah keputusanku" egoku seenaknya mengatakan bahwa hal ini tak bisa terjadi dan harus sesuai skenario pikiran egoku.
Aku menangis sekencangnya, berlari secepatnya dan tertawa selepasnya. tetapi hal itu tetap menghantuiku apakah ini sebuah takdir? apakah memang bukan dia yang menjadi pilihan terakhirku? atau hanya dia yang menjadi satu-satunya pilihan terakhirku? dan aku melepasnya.  sungguh sebuah ego menjadikanku manusia yang lupa dengan tangan Tuhan yang selalu memutuskan. 
tetapi kenapa aku harus menangis? sedangkan aku memilih itu dengan memohon kepadaNya? apa ini selalu menjadi sebuah hasil dari keputusan?
Aku merasa kebodohan terus menghantuiku, mencoba belajar lebih baik tetapi aku terus tersungkur dan terjatuh, aku marah, tapi pada siapa aku harus marah? mungkin ini namanya hidup dari sebuah keputusan mungkin akan ada yang lebih baik untuk diriku. yang harus kulakukan terus bersujud, berusaha dan berdoa kepadaNya agar memberikan yang terbaik untuk diriku ini, menjadikanku manusia yang lebih baik.

dan semoga tulang rusukku juga tak pernah menyerah untuk terus mencari cinta yang sejati yang ada di jalanNya :)

Sunday 24 November 2013

photograph


"Color of strawberry" camera pocket, macro


"vintage transportation" Camera pocket and photoscape


"the beauty of you" Camera pocket and photoscape

diaa..

ini mungkin cerita biasa, atau hanya sebuah curahan hati yang kadang tak dapat kutuliskan untuk menjadi sebuah keabadian.

saat itu aku hanya dapat menatapnya dari kejauhan dan mengharapkan sebuah perhatian, mungkin hanya lewat matanya saja, tapi seakan itu merupakan suatu mimpi yang sulit terwujud.
tak lama perasaan itu terlupakan dengan seseorang yang lain, dan lelaki yang sempat menarik perhatianku perlahan mendekat menjadi teman. selama menjadi temannya aku selalu menceritakan seseorang yang lain, seakan aku lupa bahwa ia pernah menjadi salah satu yang menarik perhatianku. ternyata ceritaku kandas begitu saja dengan seseorang yang hanya dapat kudengar suaranya dan hanya dapat kubaca suratnya, yang dapat kurasakan jiwanya tetapi tak terasa jasadnya sehingga aku hanya dapat menyerah akan hal tersebut.
tanpa kusadari lelaki yang menarik perhatian tersebut menjadi tempatku bersandar dan bercerita seakan ia rela mendengarkan curhatan yang tidak sama sekali menguntungkannya.

setelah beberapa bulan ia mendekatiku, dengan banyaknya kejadian yang ada dilingkungan kami seperti terjadinya batas antara kita karena sebuah perbedaan pendapat dan pandangan. tetapi dengannya hal tersebut seakan ia menetralisir hal tersebut dengan kepeduliannya dan senyumnya yang selalu menghiasi bibirnya.

teman-temanku dan dirinya mulai menyadari kedekatan kami, yang sebenarnya kami sendiri tidak menyadari bahwa hal tersebut terlihat seperti ikatan yang lebih dari teman. seakan dukungan mereka menjadikan kami semakin salah tingkah dan malu, padahal saat itu kami samasekali tak peduli kedekatan kami yang seperti tiada batas. akhirnya, ia mulai mengucapkan beberapa kata-kata manis dan mengajari diriku segala yang ia tahu. kedekatan kami berubah menjadi kepedulian dan mungkin berubah menjadi sebuah ketertarikan.

kedekatan kami mungkin tak terungkap saat kami bertemu, kami hanya saling melihat dari kejauahan seakan kami lupa bahwa kami pernah dekat sebagai teman.
kami mulai dekat dengan menemaninya pergi, keliling jakarta entah mengapa walaupun panas hal tersebut sangat berkesan, ia seakan kikuk dan berfikir keras untuk mengajakku kemana.tapi itu sangat manis menurutku.

terakhir, kami berniat jalan pada hari minggu, tetapi aku terpaksa membatalkannya karena suhu tubuhku naik, mungkin karena kehujanan. seninnya, kami tetap menjalankan rencananya yaitu menemaninya membeli sesuatu.
saat perjalanan ternyata ia mengendarai kendara ke tempat salah satu tempat, ia merokok dengan banyak seakan tak habis-habisnya rokok,aku hanya mengobrol mencoba mengabaikan perilakunya yang sebenarnya itu sangat mengganggu, dan ia menatapku dengan tatapan yang berbeda, aku mencoba mengabaikannya tetapi hal tersebut tak bisa kupungkiri, aku dibuat tersipu dengan pandangan tersebut. ternyata saat kami ingin kembali ia mengungkapkan perasaannya, ia mengatakan hal sederhana, tetapi seakan itulah yang kunanti selama ini.
Saat ini aku masih bersamanya, ia mungkin sedikit berbeda dengan masalaluku dia selalu ada disampingkui, seakan ia lupa betapa cerobohnya dan egoisnya diriku, maka dari itu ia sangat berarti, terimakasih wahyu indra wisnu :)